BERPIKIR atau BERNALAR
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti
jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian
pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan dari sesuatu yang
dikehendaki (Achmadi, 1998). Definisi yang paling umum dari berpikir adalah
berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Surisumantri (ed), 1983:52) di
dalam diri seseorang. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan
kerja otak. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di
toko. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas. Kita
berpikir saat menulis artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku,
membaca koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan
yang terganggu.
Menurut Depdiknas, penalaran adalah “cara (perihal)
menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis, proses mental dalam
mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Sedangkan, ilmiah
berpendapat bahwa penalaran merupakan cara berpikir spesifik untuk menarik
kesimpulan dari premis-premis yang ada.
Menurut Gorys Keraf, penalaran (reasoning, jalan
pikiran) adalah suatu proses berpikir yang menghubungkan fakta-fakta untuk
memperoleh kesimpulan yang logis. penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan
mempergunakan fakta-fakta yang polos tetapi penalaran juga dapat menggunakan
fakta-fakta yang berbentuk pendapat atau kesimpulan.
Berpikir (Penalaran) adalah sebuah pemikiran untuk
dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Berpikir dilakukan sebelum seseorang
menarik kesimpulan dari sebuah gagasan , maupun dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan bernalar dilakukan setelah proses berpikir itu dilakukan. Ketika
sesorang menalarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapatkan sebuah
pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah sesuatu kesimpulan masalah yang
sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di
derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan? Disitulah nalar kita bekerja.
Mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara
memikirkan sesutu yang bisa dipakai untuk berteduh. Tetapi tidak semua berpikir
adalah bernalar. Kegiatan berpikir yang bukan bernalar misalnya mengingat-ingat
sesuatu dan melamun.
Jenis
– jenis berpikir atau bernalar
a.
Penalaran
Induktif
Penalaran induktif diartikan sebagai proses berpikir
untuk menarik
kesimpulan dari hal-hal spesifik menuju ke hal-hal
umum.
b.
Penalaran
Deduktif
Penalaran deduktif
adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan aturan yang
disepakati atau hal-hal umum menuju ke hal-hal spesifik.
c.
Penalaran
Matematika
Penalaran dalam tingkat
operasional formal yaitu:
-
Penalaran
konservasi
Siswa memahami bahwa
kuantitas sesuatu itu tidak berubah karena mengalami perubahan bentuk.
-
Penalaran
proporsional
Penalaran proporsional
adalah aktivitas mental yang mampu memahami relasi perubahan suatu kuantitas
terhadap kuantitas yang lain memalui hubungan multiplikatif.
-
Pengontrolan
variabel
-
Penalaran
probabilistik
Terjadi pada saat
seseorang menggunakan informasi untuk memutuskan apakah suatu kesimpulan benar
atau tidak.
-
Penalaran koresional
Didefinisikan sebagai
pola pikir yang digunakan seorang anak untuk menentukan hubungan timbal balik
antarvariabel
-
Penalaran
kombinatorial
Kemampuan untuk
mempertimbangkan seluruh alternatif yang mungkin pada suatu situasi tertentu
d.
Penalaran Proporsional
Penalaran proporsional
adalah penalaran tentang pemahaman keserupaan struktur dua relasi dalam masalah
proporsional.
e.
Berpikir alamiah
Adalah pola penalaran
yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya ,
misal; penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan kayu
pasti kayu tersebut akan terbakar.
f.
Berpikir ilmiah
Adalah pola penalaran
berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat, misal; dua hal yang
bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama
dalam satu kesatuan.
g.
Berpikir
autistik
Contoh berpikir
autistik anatara lain adalah mengkhayal, fantasi, atau wishful thinking. Dengan
berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup
sebagai gambar-gambar fantastis
h.
Berpikir
realistik
Berpikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar
(reasoning). Floyd L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam berpikir
realistik, antara lain:
1)
Berpikir
Deduktif
Deduktif merupakan
sifat deduksi. Kata deduksi dari kata Latin deducere (de berarti “dari”, dan
kata ducere berarti ‘mengantar’,’memimpin’). Dengan demikian, kata deduksi yang
diturunkan dari kata itu berarti ‘mengantar dari satu hal ke hal lain. Sebagai
suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran)
yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang
berbentuk kesimpulan (Keraf, 1994:57)
Macam-macam berpikir
(penalaran) deduktif diantaranya :
v Silogisme
Silogisme adalah suatu
proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
Contoh : Semua manusia
akan mati Amin adalah manusia Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
v Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah samasama diketahui.
Contoh :
-
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
- Pada malam hari tidak ada matahari
- Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
2)
Berpikir
Induktif
Induktif artinya
bersifat induksi. Induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi).
Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas
fenomenafenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi
terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses penalaran induktif,
proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir ilmiah. Namun, induksi
tidak akan banyak manfaatnya jika tidak diikuti oleh proses berpikir deduksi.
Berpikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian
(data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya
adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi jelas, pemikiran
semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan. Tepat atau tidaknya
kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini terutama bergantung
pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil, yang mewakili fenomena
keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil, makin representatif dan
makin besar taraf validitas dari kesimpulan itu, demikian juga sebaliknya.
Taraf validitas kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh
obyektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang
diselidiki (Purwanto, 1998:47-48).
Contoh penalaran induktif
:
Harimau berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan.
Babi berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan.
Ikan paus berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua
hewan berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Macam – macam penalaran
induktif
v Generalisasi
Generalisasi adalah
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan
karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan
lain-lain.
Contoh :
Jika ada udara, manusia
akan hidup.
Jika ada udara, hewan
akan hidup.
Jika ada udara,
tumbuhan akan hidup.
Jadi, jika ada udara makhluk
hidup akan hidup.
v Analogi
Analogi adalah membandingkan
dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang dimbil dengan jalan analogi,
yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain,
dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Nina adalah lulusan
Universitas Gunadarma
Nina dapat menjalankan
tugasnya dengan baik.
3)
Berpikir
evaluatif
Berpikir evaluatif
ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu
gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan.
Kita menilainya menurut kriteria tertentu (Rakhmat, 1994). Perlu diingat bahwa
jalannya berpikir pada dasarnya ditentukan oleh berbagai macam faktor. Suatu
masalah yang sama mungkun menimbulkan pemecahan yang berbeda-beda pula. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi jalannya berpikir itu antara lain, yaitu bagaimana seseorang
melihat atau memahami masalah tersebut, situasi yang tengah dialami seseorang
dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang tersebut, serta
bagaimana intelegensi orang itu.
Selain
jenis-jenis berpikir yang telah disebutkan di atas, masih ada pendapat lain
dari beberapa ahli.
a.
Morgan dkk.
(1986, dalam Khodijah, 2006: 118) membagi dua jenis berpikir, yaitu;
► Berpikir autistik
(autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan
simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.
►Berpikir langsung (directed thinking) yaitu
berpikir untuk memecahkan masalah.
b.
Menurut Kartono
(1996, dalam Khodijah, 2006:118) ada enam pola berpikir, yaitu :
► Berpikir konkrit,
yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu.
► Berpikir abstrak,
yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau
disempurnakan keluasannya.
► Berpikir
klasifikatoris, yaitu berpikir menganai klasifikasi atau pengaturan menurut
kelas-kelas tingkat tertentu.
►Berpikir analogis,
yatiu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya
► Berpikir ilmiah,
yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai
pembuktian-pembuktian.
► Berpikir pendek,
yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan
seringkali tidak logis.
c.
Menurut De Bono
(1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut:
► Berpikir vertikal,
(berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang
bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi
yang relevan.
► Berpikir pendek
Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif
yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga
untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah
dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
d. Menurut
Evans (1991)
Berpikir
kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan
(conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang
“benar” atau sampai seseorang itu menyerah.
INTUISI
Intuisi adalah daya
atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau
dipelajari; bisikan hati; gerak hati (KBBI)
Secara umum, intuisi
yang kita kenal adalah “perasaan” (gut feeling) yang menuntun kita mengambil
keputusan tanpa proses rasionalisasi yang rumit. Ternyata pendapat para ahli
tentang intuisi juga tidak terlalu berbeda jauh.
Lynn B Robinson dalam artikelnya “Intution in
Business” yang muncul di The Harbinger (Nov 17,1998) mengatakan, salah satu
definisi intuisi adalah tindakan atau pengetahuan yang tidak melalui proses
rasionalisasi. Ia juga menyebutkan intuisi sebagai kemampuan untuk menebak
secara akurat.
Gary Zukav, penulis The Dancing Wu Li Maters, An
Overview Of the New Physics dan Seats of Soul, mendefinisikan intuisi sebagai
pedoman nonfisik yang mengarahkan kita untuk mencapai tujuan hidup kita. Intuisi bisa datang dalam
berbagai bentuk, antara lain melalui visualisasi dalam otak kita, atau ide yang
membuat kita berteriak “aha”, atau melalui perubahan fisik (perubahan energi,
rasa, pengalaman).
Dalam kamus online
Wikipedia, intuisi diartikan sebagai kemampuan untuuk memahami sesuatu tanpa
melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sedangkan menurut Nasution,
intuisi adalah kemampuan mental untuk menemukan hipotesis pemecahan masalah
tanpa melalui langkah-langkah analisis.
Sementara itu dalam
Merriam Webster’s Collegiate Dictionary, intuisi diartikan sebagai pemahaman
segera atau kognisi segera (immediate apprehension or cognition)
CONTOH INTUISI
1.
Immediate apprehension/ direct knowing/
innate knowing
Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja
terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata,di dalam buku itu ditemukan
keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun.
2.
The unconscious mind
Seorang sopir kendaraan yang mengetahui sesuatu
tentang kendaraannya di jalan secaraotomatik tanpa proses menemukan fakta
logis lebih dahulu, misalnya mengukur besar-kecilnya atau harus ke
kanan atau kiri.
3.
Heart intelligence
Misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke
sebuah tempat, ternyata di sana ia menemukan penemuan besar yang mampu
mengubah hidupnya.Mengikuti kata hati ketika tiba-tiba seseorang tidak jadi
berangkat ke luar kota naik pesawat, dan ternyata pesawat yang ia tumpangi
beberapa jam kemudian mengalami kecelakaan.
4.
Direct perception
Misalnya, seseorang merasa akan
mendapatkan telepon dari seorang sahabat karibnya,dan ternyata beberapa
menit kemudian ia mendapatkan teleponnya berdering dan kabar baiknya
telepon itu ternyata dari sahabat karib yang ia tunggu-tunggu dari tadi.
5.
Knowledge by acquaintanceBerdasarkan
pengalaman yang pernah dialami oleh seorang penanam saham, ia harus memutuskan
apakah perusahaan “X” merupakan investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang?
Nah dari pengalaman-pengalaman sebelumnya ia menanam saham di beberapa
perusahaan,semestinya dia tahu keuntungan dan kerugiannya, sehingga selain
menggunakan analisa berpikir dan penalaran, maka dia juga menggunakan intuisi
untuk memutuskan apakah sebaiknya ia berinvestasi di perusahaan “X” atau tidak.
NALURI (INSTING)
Naluri atau insting
adalah pembawaan alami yang tidak disadari atau tidak perlu dipelajari karena
memang sudah bawaan (fitrah atau kodrat) dari Sang Pencipta, yang mendorong
untuk berbuat sesuatu, dan terdapat pada semua jenis makhluk hidup, baik itu hewan
maupun manusia. Biasanya kata naluri digunakan untuk menunjukkan sesuatu berupa
pembawaan khas suatu makhluk atau berupa kasih sayang induk pada anaknya,
tetapi kata insting lebih sering dipakai untuk menunjuk kemampuan khusus
tertentu pada hewan atau manusia.
Contoh :
-
Naluri keibuan ataupun naluri kebapakan
akan muncul dengan sendirinya.
-
Secara naluri seorang ibu pasti memiliki
kasih sayang dan ikatan batin dengan anaknya.
-
Sepasang suami-istri secara naluri pasti
akan melakukan hubungan badan meski mereka tidak pernah mempelajarinya.
-
Secara naluri laki-laki tertarik dengan
perempuan, begitu pula sebaliknya.
-
Secara naluri induk ayam akan melindungi
anaknya.
-
Secara naluri laki-laki memiliki sifat
maskulin, sedangkan perempuan memiliki sifat feminim.
-
Anjing pelacak polisi memiliki insting
yang sangat tajam dalam mencari sesuatu.
-
Pada diri manusia ada insting hewani yang
harus dikendalikan dengan benar.
Dalam psikoanalisis,
naluri dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri
kehidupan (eros) dan naluri kematian (thanos).
a.
Insting Hidup (Life Instinct)
Insting hidup disebut juga Eros adalah dorongan
yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar, haus dan seks. Bentuk energi
yang dipakai oleh insting hidup itu disebut “libido”. Insting seksual yang
dikemukakan Sigmund Freud bukan hanya
untuk satu insting saja, melainkan sekumpulan insting-insting, karena ada
bermacam-macam kebutuhan jasmaniah yang menimbukan keinginan-keinginan erotis.
b.
Insting Mati (Death Instinct)
Insting mati disebut juga Thanos atau
insting-insting merusak (destruktif). Kenyataanya bahwa tiap orang itu pada
akhirnya akan mati. Inilah yang menyebabkan Freud merumuskan bahwa “Tujuan
semua orang hidup adalah mati” (1920). Suatu derivatif insting mati yang
terpenting adalah dorongan agresif. Sifat agresif adalah pengrusakan diri yang
diubah dengan obyek subtitusi.
Insting hidup dan insting mati dapat
saling bercampur, saling menetralkan. Makan misalnya merupakan campuran
dorongan makan dan dorongan destruktif, yang dapat dipuaskan dengan menggigit,
mengunyah dan menelan makanan.
The best is titanium a metal - The Tetris Wiki
BalasHapusIron, a metal with a 2017 ford fusion energi titanium similar shape to the one found on the Sega Genesis, babyliss pro nano titanium curling iron Metal titanium money clip is actually called the black titanium rings gold. is titanium lighter than aluminum It has a red and purple